Pengalaman Ikuti Rapid Test Dalam rangka Perlindungan Karyawan
Begitu ditempat kerja ada edaran semua karyawan diharuskan mengikuti rapid test, spontanitas kepikiran nanti kalau reakif bagaimana ? terkonfirmasi covid hal yang mencemaskan, coba saya tepis untuk mengalahkan kecemasan itu dan saya sampaikan juga kepada teman-teman yang ketakutan.
"Sudah ikuti saja perintah pimpinan, kalau kamu reaktif kan kebetulan kamu dikarantina, bisa libur dirumah tidak masuk kerja selama 14 hari" dengan nada candaan.
H-1 seperti apa ya rapid tes ?
Apakah Prosesnya lama ?
Masih berpikiran itu, muncul pesan whatsapp yang viral berikut kutipannya
Sudah saya beri nasehat pertama, mereka masih ketakutan, katanya nekat mengikuti rapid test, karena takut dari petugas yang tidak ganti sarung tangan, bisa saja menularkan.RAPID TES MENDADAKMohon menjadi PERHATIAN bagi diri Anda maupun keluargaBila Anda tiba-tiba terjebak dalam operasi RAPID TES dadakan.Tiba2 datang Petugas yang meng HARUS kan Anda mengikuti Rapid Tes, maka yang perlu diperhatikan adalah SARUNG TANGAN Petugas.Kalau sarung tangan yang dipakai hanya itu-itu saja (satu) tanpa ganti, dimana setelah Petugas itu pegang orang/pasien yang di Rapid Tes, kemudian tanpa ganti sarung tangan, Petugas lalu memegang Anda, maka disinilah letak rawannya PENULARAN VIRUS, karena kita tidak tahu dan Petugas pun tidak tahu, apakah orang yang dipegang sebelum kita tadi REAKTIF, POSITIF atau NEGATIFJadi PENULARAN bukan karena kita berada ditempat umum saja, akan tetapi saat Rapid Tes dilakukan massal atau perkelompok, Petugasnya TIDAK GANTI2 SARUNG TANGAN (bisa terjadi)Untuk itu agar aman, silahkan anda minta GANTI sarung tangan Petugas (Anda berhak), dan jika Petugas tidak berkenan, Anda boleh MENOLAK di Rapid Tes (berhak) demi keselamatan dan kesehatan Anda.salam sehatsemoga bermanfaat 🙏🙏🙏
Saya pun mencoba sok bijak, dengan berusaha menentramkan mereka yang galau saat akan rapid test.
Menanggapi kutipan diatas tetap waspada boleh, diiringi pikiran positif. hal ini bertujuan biar cemas sewajarnya, jangan berlebihan jadi pikiran, banyak pikiran bisa jadi penyakit.
Menerima informasi bagi saya tak cukup langsung dikunyah ditelan mentah-mentah, tapi di logika diteliti, informasi harus difilter, filternya adalah otak kita sendiri dengan ilmu pengetahuan.
Menurut saya, soal covid 19 dokter atau petugas rapid test selangkah lebih tahu dari saya.
Petugas atau dokter yang menangani pastinya sudah punya SOP, SOP tersebut dibuat sedemikian rupa update mengikuti perkembagan pengalaman melayani. Itu logika saya.
Saya teliti, kenapa para dokter kok membuka layanan rapid test, kalau itu berpeluang menularkan, mereka tetap punya pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Covidnya dari peserta tes, berpeluang iya bisa saja jika rapid tesnya dilakukan di kerumunan seperti pasar, ini testnya langsung datang ke dokter, menghindari kerumunan, dilingkungan kesehatan.
Semoga membuka gambaran dan dapat dipahami, tetap tenang ciptakan kebahagiaan disemua keadaan. Selalu berlindung memohon kepada Allah SWT.
Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan selalu diberi nikmat sehat. Aamiin
Itu cara saya beropini didepan teman-teman. benar salahnya tidak tahu, hanya modal niat baik saja.
Ternyata testnya begitu cepat, diambil sampel darahnya dengan cara menusukan jarum di salah satu jari, tetesan darah di teteskan di alat, setelah itu beberapa menit kemudian hasilnya akan kelihatan.
Dilain waktu mendengarkan rakor online, mengatakan lonjakan kasus terkonfirmasi covid 19 ini karena adanya program atau himbauan untuk melakukan rapid test.
Dalam pikiran saya, benar juga ya. sebelumnya kan rapid test hanya terbatas dilingkungan kesehatan, setelah masyarakat dihimbau untuk rapid test ada peningkatan jumlah terkonfirmasi.
Salah satunya misal yang mau keluar kota wajib menunjukkan surat keterangan hasil rapid test, dengan begitu semakin banyak orang yang memeriksakan rapid test, semakin mudah mendeteksi dan menurut saya akan mempercepat penanganan covid-19.
Jadi ada dua sisi, yang pertama takut kalau reaktif ada test lanjutan untuk mengetahui terkonfirmasi covid atau tidak.
Yang kedua jika semuanya sudah rapid test, sudah terdeteksi, bisa dilakukan penanganan, dengan begitu penyebaran covid bisa dikendalikan.
Itulah cerita ikutan rapid test kolektif di tempat kerja.
Rapid test sendiri dimana tempatnya ? berapa biayanya ?
Rekomendasi saya, coba berkunjung ke situs https://www.halodoc.com/ disitu ada informasi tempat dimana yang melayani Covid test dan di situs tersebut juga menginformasikan besaran biayanya.
Dari berbagai wilayah situs ini menginformasikan tempat covid tes, Bali, Surabaya, Makasar, Surakarta dan kota-kota lainnya.
Jadi dari situs tersebut saya dapat mengetahui alamat covid test terdekat dan biayanya.
Sebagai contoh beberapa jam yang lalu saya kunjungi situs halodoc.com,
Misal saya sedang berada di surabaya, saya bisa cari covid test terdekat saya dapatkan informasi alamat di The Square Ballroom - 16-18, Jl. Basuki Rahmat, Kedungdoro, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur, dengan nama Rapid Test Basra 16-18 Surabaya by Mitra Keluarga
Demikian sharing Pengalaman Ikuti Rapid Test Dalam rangka Perlindungan Karyawan, semoga ada hal-hal yang bermanfaat. baca juga pengalaman lainnya : Pengalaman Konsumsi Madu
Dukung blog ini caranya berbelanja online di www.tokofaiz.com klik disini www.tokofaiz.com
Comments
Post a Comment